MATERI SEMANTIK DALAM BUKU PAKET KELAS 7 SMP PENERBIT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2013
1.
Hal 36 materi yang berhubungan dengan semantik ialah yang berhubungan
dengan penamaan dan pendefenisian yang berupa mengetahui bagian-bagian
yang berupa identifikasi, klasifikasi/deskripsi, dan deskripsi bagian
pada teks deskripsi "Tari Saman".
Hal 51 materi yang
berhubungan dengan semantik ialah yang berhubungan dengan penamaan dan
pendefenisian yang berupa mengetahui bagian-bagian yang berupa
identifikasi, klasifikasi/deskripsi, dan deskripsi bagian pada teks
deskripsi "Pantun Indonesia".
2. Hal 95 materi yang
berhubungan dengan semantik yaitu pada penyusunan teks eksposisi
"Teknologi Tepat Guna" menggunakan alat kohesi. Kohesi adalah
keterpaduan yang dicapai melalui pemilihan kosakata. Kohesi leksikal
dapat berbentuk, antara lain dengan pengulangan, sinonim, hipononim, dan
antonim.
3. Pelajaran semantik yang mempelajari
tentang penyebutan bagian terdapat pada halaman 7 dari buku kurikulum
2013, disebutkan bahwa untuk memahami setiap paragraf harus
memperhatikan tiga hal diantaranya: definisi umum, deskripsi bagian, dan
deskripsi manfaat.
4. Pelajaran semantik yang mempelajari
makna kata dan makna istilah yang terdapat pada halaman 27 dalam buku
kurikulum 2013, yang menjelaskan bahwa memahami teks dan mancari makna
kata yang ada dalam karangan dan mendeskripsikan sendiri serta
mencarinya dalam kamu
ANALISIS SEMANTIK DALAM BUKU PAKET SMP
Buku paket kelas VII SMP
buku pada kelas VII SMP yang memakai kurikulum 2013:
Dalam buku ini berisi beberapa semantic yang telah dipelajari siswa SMP seperti:
Pada halaman 45
Sinonim dan Antonim
Setiap
kata memiliki makna. Dalam penggunaannya, ada beberapa kata yang
memiliki makna sama yang disebut sinonim. Namun, ada juga beberapa kata
yang memiliki makna saling berlawanan, yang disebut antonim.Selain
sinonim dan antonim, ada juga istilah polisemi.Polisemi adalah sebuah
kata yang memiliki beberapa makna. Antarmakna kata tersebut masih
memiliki inti makna yang sama.
Perhatikan beberapa kata pada kalimat-kalimat di bawah ini !
1. Lantai kamar ini terasa halus karena sudah dikeramik. Saat belum dikeramik, lantai terasa kasar.
Kata
halus berlawanan makna dengan kata kasar.Jadi, hubungan makna antara
kata halus dan kasar adalah hubungan antonim.Contoh lainnya adalah
bersih >< kotor, tinggi >< rendah/pendek, sejuk ><
panas.
2. Di pojok ruang itu terdapat sebuah lemari ukir dari kayu jati.
Di sudut ruang itu terdapat sebuah lemari ukir dari kayu jati.
Kata
pojok memiliki makna sama dengan makna kata sudut.Hubungan makna antara
kata pojok dan sudut adalah hubungan sinonim. Contoh lainnya adalah
suka = senang, kawan =teman, gelap = pekat.
Pada halaman 72
Homonim, Homofon, Homograf
1. Homonim adalah kata-kata yang bentuk dan cara pelafalannya sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Contoh:
a. Kondisinya sudah sangat genting sehingga ayah dan ibu khawatir. (genting = gawat).
b. Paman sedang memperbaiki genting yang pecah. (genting = atap).
2. Homofon adalah kata yang cara pelafalannya sama, tetapi penulisan dan maknanya berbeda. Contoh :
a. Dinda akan pergi kerumah nenek bersama bang ahmad. (bang = kakak).
b. Harun menyimpan uangnya di bank. (bank = lembaga keuangan).
3. Homograf adalah kata yang tulisannya sama, tetapi pelafalan dan maknanya berbeda contoh:
a. Tia makan apel yang dibelikan bibinya. (apel = makan buah apel).
b. Pejabat di kantor kelurahan sedang apel pagi di halaman. (apel = upacara bendera).
Pada halaman 108
Makna Konotasi dan Denotasi
1.
Makna konotasi adalah makna tambahan terhadap makna dasarnya
berupa nilai rasa tertentu, misalnya perasaan hormat, marah atau
merendahkan. Makna konotasi tidak sama dengan makna kiasan. Makna
konotasi ada yang positif dan ada yang negative. Contohnya:
a. Puluhan warga meninggal akbat musibah bencana banjir. (meninggal = konotasi netral).
b. Akibat firus flu burung, banyak unggas yang mati. (mati = untuk binatang).
c. Para pahlawan yang gugur di medan perang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. (gugur = konotasi hormat untuk pahlawan).
2.
Makna denotasi adalah makna kata lugas dan menunjuk langsung pada
acuan tanpa disertai nilai rasa atau emosi (tidak ada penambahan makna
didalamnya). Contonya:
a. Kawanan kera itu akhirnya matikelaparan ditengah hutan gundul.
b. Ia memang anak yang cerdik dalam menyelesaikan masalah.
Pada halaman 168
Reduplikasi Nomina
Kondisi sekolah-sekolah yang telah hancur lebur lantas mengingatkannya
terhadap masalalu SD Muhammadiyah yang juga hamper rubuh meski bukan
karena bencanan alam.
Kata yang bercetak tebal pada kalimat di atas
merupakan jenis kata ulang nomina.Kata ulang nomina adalah kata ulang
yang bentuk dasarnya adalah kata benda (nomina). Kata sekolah-sekolah
pada kalimat di atas, memiliki bentuk dasar sekolah, yang merupakan
jenis kata benda.
Pada halaman 195
Hipernim dan Hiponim
Hipernim Hiponim
Bunga Mawar, melati, kenanga, plamboyan
Buah Pisang, mangga, jambu, apel, nanas
Sayur Bayam, wortel, angkung, kol, buncis
Alat transportasi Speda, bus, kapal, pesawat terbang
1.
Pada data diatas dapat disimpulakn Hipernim adalah sebuah kata
umum yang memiliki kata-kata khusus. Kata-kata khusus ini merupakan
sebuah rincian anggota dari kata umum (hipernim) tersebut.Kata umum dan
kata-kata khusus ini harus saling berhubungan dalam hal maknanya.
2.
Sedangkan hiponim pada data di atas adalah kata-kata khusus dari
sebuah hipernim. Hiponim masi memiliki hubungan makna dengan
hipernimnya. Dengan kata lain, hiponim adalah rician spesifik (anggota)
dari hipernim, yang masi memiliki hubungan makna.
Pada halaman 198
Preposisi Dari dan Daripada
1. Penggunaan pupuk kompos lebih baik dari pupuk kimia.
2. Bakat melukis andini lebih menonjul dari kakaknya.
3. Naik speda lebih sehat dari naik speda motor.
Berdasarkan
contoh tersebut, kata depan dari berfungsi untuk menandai makna
‘perbandingan’. Kata depan yang menyatakan makna ‘perbandingan’ seperti
contoh tersebut dapat dirubah dengan kata depan daripada.
a. Penggunaan pupuk kompos lebih baik daripada pupuk kimia.
b. Bakat melukis andini lebih menonjul daripada kakaknya.
c. Naik speda lebih sehat daripada naik speda motor.
Buku paket kelas VIII SMP
buku pada kelas VIII SMP yang memakai kurikulum 2013:
Dalam buku ini berisi beberapa semantic yang telah dipelajari siswa SMP seperti:
Pada halaman 94
Menemukan Makna Kata Ulang
Selamatkan
kami dari tangan-tangan jahil.Biarkan kami menikmati hidup berabad
abad. Kami hewan-hewan langkah memerlukan perlindungan !
Pada
kata-kata : Tangan-tangan, berabad-abad, dan hewan-hewan. Kata tersebut
mengalami pengulangan baik seluruhnya atau sebagian, kata dasar atau
berimbuhan.Kata semacam ini disebut kata ulang.
Pada halaman 152
Perluasan Makna dan Penyempitan Makna
Kata Makna Dahulu Makna Sekarang Keterangan
Sastra Tulisan Karya seni bahasa menyempit
Putri Sebutan untuk anak perempuan raja Anak perempuan meluas
Saudara Ada hubungan pertalian darah Menyapa orang yang tidak harus berhubungan darah meluas
Madrasah Sekolah Sekolah khusus agama islam menyempit
Pada data diatas perluasan makna dapat diartikan yakni kata-kata yang
dahulu mempunyai cakupan makna yang lebih sempit, searang mempunyai
makna yang lebih luas.Sedangkan penyempitan makna adalah kata-kata yang
dahulu mempunyai cakupan makna luas sekarang mempunyai makna menyempit
atau lebih spesifik.
Buku paket kelas IX SMP
buku pada kelas VIII SMP yang memakai kurikulum 2013:
Pada halaman 6
Kalimat Majemuk Bertingkat pengandaian, perbandingan, dan sebab akibat
Kata pengandaian, perbandingan, dan sebab akibat digunakan untuk
membuat kalimat majemuk bertingkat. Kata pengandaian biasanya ditandai
pemakaian kata penghubung andai, andaikan, jika, dan, jikalau.
Penggunaan kata penghubung ini menyatakan pekerjaan tidak pernah
terjadi.Contoh andai saja saya menjadi guru, mungkin saya akan mengajar
kalian.
Berbeda dengan kata penghubung pengandaian, kalimat majemuk
bertingkat menyatakan perbandingan ditandai pemakaian kata penghubung
seperti, laksana, ibarat, bagai, bagaikan, sebagaimana, semisal, dan
bak.Contoh : cita-citamu boleh tinggi, tetapi kamu harus siap dengan
tantangan ibarat sebuah pohon, semangkin tinggi semangkin kencang angin
menerpa.
Demikian halnya kalimat majemuk menyatakan sebab akibat
ditandai pemakaian kata pengubung sebab, karena, sebabitu, karena itu,
oleh karena itu, sehingga, maka, akibadnya, dan akhirnya.Contoh :karena
orang tuanya pendidik, ia berkeinginan menjadi guru.
Pada halaman 16
Pergeseran Makna Meluas, Menyempit, Ameliorasi, Peyorasi, Sinestesia, dan Analogi
Makna kata dapat mengalami pergeseran atau perubahan.Pergeseran makna
disebabkan perkembangan zaman atau pergeseran nilai rasa pada
pemakainya. Macam-macam pergeseran makna, antara lain:
a.
makna menyempit atau spesialisasi, yaitu makna kata sekarang dirasakan
lebih sempit atau khusus dari pada cakupan makna lama atau
dahulu.contoh: pendeta dulu digunakan untuk menyebut orang pandai atau
penasihat raja tetapi, sekarang kata pendeta hanya digunakan untuk
menyebut pemimpin agama Nasrani.
b. Makna meluas atau
generalisasi, yaitu makna suatu kata sekarang lebih luas daripada
cakupan makna sebelumnya. Contohnya :berlayar dulu hanya digunakan untuk
menyebut perahu atau kapal yang digerakkan dengan bantuan layar.
Sekarang, makna berlayar digunakan untuk alat transportasi air.
c.
Ameliorative yaitu makna kata yang dianggap bernilai rasa lebih baik
atau lebih tinggi nilainya daripada sebelumnya. Contoh :office boy
digunakan untuk menyebut penjaga kantor.
d. Peyoratif yaitu
pergeseran makna kata yang diaggap lebih rendah atau lebih kasar
nilainya dari pada sebelumnya. Contoh: mampus dirasakan lebih kasar
daripada meninggal.
e. Makna asosiasi yaitu makna kata yang
dibandingkan dengan sesuatu karena dianggap mempunyai persamaan sifat.
Contoh: gadis itu menjadi kembang desa.
f. Sinestesia yaitu
pergeseran makna kata karena terjadi pertukaran tanggapan antara dua
indra yang berbeda. Contoh kalau tersenyum, gadis itu manis sekali.
Pada halaman 55
Kata Asing dan Kata Sarapan
Kata
asing adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau di luar dari
bahasa Indonesia.Karena kosakata bahasa asing, kata asing ditulis dengan
cetak miring atau digaris bawahi.Namun, jika kata asing itu sering
digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari, kata asing itu disebut kata
serapan. Contoh: warnet = warung internet.
Pada halaman 66
Kalimat Inversi atau Kalimat Susun Balik
Dilihat
jenis kata kerja pada predikat, dikenal ada kalimat verbal dan kalimat
nominal.Dilihat dari jumlah klausa, dikenal ada kalimat tunggal dan
kalimat majemuk.Berdasarkan susunan fungsi kalimat, ada dua macam yaitu
kalimat susun biasa dan kalimat susun balik.Kalimat susun biasa
meletakkan jabatan subjek sebelum atau di depan jabatan predikat.
Contoh: adik (S) sudah mengerjakan (P) pekerjaan rumahnya (O).
Sebaliknya, kalimat yang meletakkan jabatan predikat sebelum atau di
dapan jabatan subjek disebut kalimat susun balik. Contoh: telah
dikerjakan (P) PR itu (S) tadi malam (K).
Materi Pembelajaran Semantik dalam buku pelajaran SMP
A. Mengungkapkan Fakta Secara Lisan Dengan Kalimat Bermakna Lugas (Denotatif)
Sebuah
laporan harus disusun secara lengkap dan sistematis.Laporan yang
lengkap berisi perincian peristiwa agar penonton atau pendengar
mendapatkan informasi yang utuh dari peristiwa yang dilaporkan.Laporan
harus menggunakan kalimat yang singkat dan lugas (kalimat yang bermakna
denotatif), sehingga tidak menimbulkan salah penafsiran dalam diri
penonton atau pendengar.
Seoorang reporter harus melaporkan fakta
dengan kalimat yang lugas. Ungkapkanlah secara lisan dan lugas 10
(sepuluh) kalimat yang menginformasikan fakta dalam teks berikut !
Wayang wong, amaq abir, dan cepung, kesenian langka
Tiga
jenis kesenian masing-masing wayang wong, amaq abir, dan cepung,
tergolong kesenian langka. Hidup di tengah berbagai jenis hiburan
modern, apalagi pelakunya masih terjerat persoalan ekonomi, membuat
kesenian ini sulit bangit bahkan cenderung ditinggalkan pelakunya.
Para
pelaku wayang wong sudah sepuh (tua). Sebagian besar di antara mereka
berprofesi sebagai buruh tani.Jumlah pemainnya di atas 50 orang, terdiri
dari actor di atas panggung 30-an orang, selebihnya adalah pemain
gamelan.
Meskipun terdapat banyak sanggar, wayang di Nusa Tenggara
Barat (NTB), khusus wayang yang diperankan orang ini memang berada dalam
acaman kepunahan. Sulitnya kaderisasi membuat jenis wayang ini hidup
segan mati tak mau. Itu terjadi dalam lingkungan sanggar Darma Kerti,
Dusun Batupandang, Desa Sepit, Suela, Lotim, satu-satunya kelompok
Wayang Wong di NTB.Tidak hanya langka kelompok, cerita yang dimiliki pun
hanya satu, judulnya yaitu Arma Kerti.
Lakon yang dibawakan tersebut
si ambil dari Serat Menak dengan tokoh seperti Umar Maya, Patih
Baktak, dan para pelaku lain. Persoalan beratWayang Wong tidak lepas
dari jumlah pemain yang begitu banyak. Uniknya, pemahaman terhadap
naskah pun dilakukan secara lisan, mengingat mereka memiliki naskah
secara tertulis.Padahal, bahasa yang digunakan adalah bahasa Kawi.
Kehadiran
Wayang Wong dirintis Amaq Amon dari desa Slaparang, Lotim, kemudian
dilanjutkan dengan pembentukan sanggar yang dibina oleh Amaq Kayu tahun
1950.Generasi berikutnya adalah Amaq Kayum dilanjutkan Amaq Murni hingga
sekarang kini, Wayang Wong berada dalam bayang-bayang kepunahan.Ancaman
itu tidak lepas dari leamhnya regenerasi.
“Banyak pemain wayang Wong
yang menjadi TKI.Ada juga yang menikah, kemudaian tak mau bergabung
lagi,” kata ketua Sanggar Darma Kerti, Amaq Marni beberapa waktu lalu.
Sanggar itu masih menyisahkan 40-an pemain. Banyaknya pemain yang
dibutuhkan tidak lepas dari banyaknya peran yang mesti dibawakan kadang
untuk menyiasati pemeran, pemain pria terpaksa dipermak memerankann
figur wanita.
Kesenian lain yang tergolong langka yaitu Cepung.
Cepung merupakan salah satu kesenian di Lombok yang menggunakan
instrument pengiringnya sangat terbatas, berupa redep atau suling. Music
cepung diperkirakan merupakan perkembangan dari seni pepaosan atau
acerita klasik “Monyeh” atau seloka berbahasa sasak oleh Jero Mihran pad
atahun Saka 1959 tersebut memiliki 571 bait. Menariknya, dalam seni
Cepung tidak hanya ada irama music, melainkan juga pantun dan tarian.
Kesneian
Cepung sudah menunjukkan adanya pembauran antara masyarakat sasak
(islam) dan warga yang beragama Hindu. Uniknya, kadangkala asal mereka
bukan dari satu desa, melainkan dari desa yang berbeda-beda dan
berjauhan letaknya.Karena itulah, sebelum berkumpul dan menggelar
kesenian Cepung, para pemain ini harus dihubungi terlebih dahulu agar
bergabung.Mayoritas dari para pemain berprofesi sebagai petani.Cepung
sebagai sebuah kesenian langka memang hidup di pedesaan.Para pelakunya
pun tergolong sudah berusia uzur.
Sementara itu, Amaq Abir di Lombok
Tengah mengalami nasib serupa.Teater topeng ini lebih banyak “libur”
daripada beraksi di atas panggung.Seni pertunjukkan ini semakin
langka.Selain itu, bukannya memiliki tariff main yang mahal, melainkan
semakin kehilangan “harga”.Teater ini bercerita tentang seorang raja
yang zalim, tamak, dan dengki.Tokoh ini merupakan Raja Medayin yang jika
perbuatannya salah maupun benar harus diikuti. (rab)
(Sumber: http//
www.suarantb.com,dengan pengubahan)
B. Mengungkapkan Kesan Secara Lisan Dengan Kalimat Yang Memiliki Makna Konotatif
Sebagai
seorang reporter, kamu dapat mempercantik laporan dengan mengungkapkan
kesan.Tujuan pengungkapan kesan, yaitu untuk melibatkan emosi penonton
atau pendengar terhadap peristiwa yang dilaporkan.Untuk menyatakan
kesan, pelapor dapat menggunakan kalimat yang mengandung makna ganda
(konotatif).Misalnya untuk menggambarkan kesan terhadap suasana hati
para korban penggusuran, seorang reporter mengatakan “Para pemirsa, para
korban penggusuran hanya bisa menatap dengan pandangan mata kosong pada
puing-puing rumahnya yang telah rata dengan tanah.” Ungkapan menatap
dengan pandangan mata yang kosong dalam kalimat tersebut memiliki makna
konotatif suasana hati yang sangat sedih (tanpa harapan) dari para
korban penggusuran. Suasana hati tersebut merupakan kesan yang ditangkap
oleh reporter dan dapat dipahami oleh penonton atau pendengar secara
berbeda, sesuai dengan pengalaman batinnya.Hal terpenting bagi reporter
dalam menyampaikan kesan aladah harus bersikap adil.
Ungkapkanlah
secara lisan isi bacaan “Wayang Wong, Amaq Abir, dan Cepung, kesenian
Langka !gunakanlah kalimat dan ungkapan yang memiliki makna konotatif.